KLATEN --Autopsi terhadap jenazah Siyono, Ahad (3/4/2016) sukses dilakukan. Autopsi dilakukan oleh sembilan dokter forensik dari Muhammadiyah.
Seorang relawan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang mengikuti proses, pengangkatan serta penguburan kembali Siyono (34 tahun) memberikan pengakuan.
"Jenazahnya masih utuh mas. Tidak bau. Hanya bau tanah dan berkurangnya rambut," kata pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Selain itu, dokter spesialis forensik Polri dr. Sigit Harjanto mengatakan dari jenazah almarhum tercium aroma wangi. "Jenazah almarhum wangi, sampai setelah saya cuci tangan, wanginya masih tertinggal," kata Suratmi, istri Siyono menirukan laporan yang didengarnya dari dokter Sigit.
Usai autopsi dilakukan perwakilan dokter forensik didampingi Busyro Muqoddas dan Dahnil Anzar Simanjuntak dari PP Muhammadiyah serta Komisioner Komnas HAM Siane Indriani dan Prof. DR. Dr. Hafidz Abbas memberikan laporan hasil sementara autopsi kepada istri almarhum Siyono. (Baca juga: Hasil Autopsi Sementara, Ditemukan Luka Benda Tumpul dan Patah Tulang pada Jasad Siyono).
Hal serupa juga diperoleh anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) saat menanyakan kepada relawan lain yang mengikutinya. Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi kebenaran tentang keutuhan jasad Almarhum Siyono.
Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo (70 tahun) yang memimpin proses autopsi. Menurut Prof. Dibyo, kondisi tanah lempung yang basah di sekitar makam sangat membantu awetnya kondisi jenazah.
"Proses autopsi yang dilakukan terhadap Siyono bukanlah autopsi untuk identifikasi namun penentuan tempat luka, trauma pada jasad Siyono,” ujar Prof. Dibyo seperti dituturkan Endro.
Pakar odontologi forensik ini melanjutkan, biasanya dalam rentang waktu dua puluh hari kondisi perut jenazah pada umumnya sudah dalam keadaan terburai. Namun, hal itu tidak terjadi pada jenazah almarhum Siyono.
"Dokter-dokter forensiknya juga banyak yang gak pakai masker. Karena tidak berbau,” sebut Endro.*
Hasil Autopsi Sementara, Ditemukan Luka Benda Tumpul dan Patah Tulang pada Jasad Siyono
Autopsi jasad Siyono di pemakaman Desa Pogung, Cawas Klaten Jawa Tengah dilakukan Ahad (3/4/2016) pagi. Dari autopsi ini tim dokter forensik dari Muhammadiyah menghasilkan temuan awal.
Tim dokter forensik yang diketuai Dokter Gatot Suharto dari Majelis Pembina Kesehatan Umum dan Pelayanan Sosial DPW Muhammmadiyah Jawa Tengah ini menemukan sejumlah bekas luka intravital atau saat almarhum masih hidup.
"Ada kekerasan benda tumpul terdapat pada tubuh korban. Ada di beberapa tubuh, namun belum bisa kita pastikan," ujar Gatot kepada wartawan di depan rumah keluarga Siyono, usai autopsi.
Selain itu, tim dokter forensik menemukan pula beberapa tulang yang patah pada jasad Siyono. Untuk luka tembak, tim dokter forensik tidak menemukan pada jasad Siyono.
"Kami tidak menemukan adanya bekas luka tembakan pada tubuh almarhum. Tidak ada sama sekali," ungkap Gatot.
Gatot belum bisa memastikan apakah luka-luka kekerasan yang ditemukan pada tubuh korban itulah yang menyebabkan korban meninggal. Tim forensik kemudian membawa kulit dan otot Siyono untuk diteliti kembali.
"Belum bisa kami pastikan. Masih harus kami teliti lagi. Hasilnya, kurang lebih 7 sampai 10 hari," jelas Gatot.
Pada kesempatan ini, hadir mengikuti proses autopsi Siane Indriani (Komnas HAM), Maneger Nasution (Komnas HAM), Dahnil Anzar Simanjuntak (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, dan Busyro Muqoddas (Ketua PP Muhammadiyah).* [Syaf/voa-islam.com]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan